Laporan Praktikum Embriologi
Kelompok 4
Nama: NIM:
1.
Mardiana 1202101010029
2.
Diana Fitri 1202101010044
3.
Siti Magfirah 1202101010129
4.
M. Waliyul Hamdi 1202101010016
5.
Teuku Sadiq Rossa 1202101010088
6.
Taufik Hidayat 1202101010162
7.
Rifqi Azmi Arlem 1202101010155
8. Arini Ulfa Khaira 1202101010157
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tubuh manusia terdiri dari berbagai
sistem organ, salah satunya adalah sistem reproduksi. Sistem reproduksi
mempunyai arti penting bagi makhluk hidup untuk meneruskan spesiesnya. Sistem
reproduksi yang dibahas pada praktikum ini adalah sistem reproduksi pada hewan
betina.
Praktikum kali ini menggunakan preparat sapi
dan kambing yang menampilkan bagian-bagian dari alat kelamin betina secara
makroskopis dan mikroskopis. Alat kelamin betina terdiri dari ovarium dan
saluran-salurannya (oviduk/tuba fallopii, uterus, vagina, vulva). Fungsi utama
dari alat kelamin betina adalah menghasilkan sel telur atau sel ovum.
Tujuan Praktikum
Mahasiswa mampu mempelajari struktur yang menyusun alat reproduksi
betina dan untuk mengidentifikasi bentuk dan susunan alat kelamin betina secara
makroskopis dan mikroskopis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gonad atau ovarium merupakan bagian
alat kelamin yang utama, ovarium menghasilkan telur, oleh karena itu dalam
bahasa Indonesia seringkali disebut induk telur, indung telur atau ada pula
yang menyebutnya pengarang telur. Perkembangan ovarium pada masa reproduksi
diatur oleh hormon-hormon yang berasal dari kelenjar hipofisa yang terdapat di
dasar otak dalam kepala. Bentuk ovarium berbeda menurut spesies hewan
(Frandson, 1986).
Oviduct atau tuba fallopii yang juga
disebut tuba uterine adalah saluran yang berpasangan dan berkonvolusi yang
menghantarkan ova dari ovarium menuju tanduk uterus, dan juga merupakan tempat
terjadinya fertilisasi oleh spermatozoa (Frandson, 1986). Oviduct berfungsi
sebagai tempat penampungan dan penyaluran sel telur masuk ke dalam uterus, juga
berfungsi sebagai tempat pembuahan, tempat kapasitasi spermatozoa dan
pembelahan awal dari zigot (Staf Pengajar Embriologi FKH Unsyiah, 2010).
Uterus terdiri dari tiga bagian, yaitu
dua buah tanduk (koruna uteri), satu buah tubuh (korpusa uteri), dan satu buah
leher rahim (servix uteri) (Staf Pengajar Embriologi FKH Unsyiah, 2010).
Serviks merupakan bagian dari alat
reproduksi yang berdinding tebal dengan panjang 5-10 cm dari tempat sambungan
dengan uterus ke arah belakang yang berkesinambungan dengan vagina yang
berdinding tipis (Salisbury, 1985).
Vagina merupakan saluran yang terdiri
dari dua bagian yaitu bagian luar disebut vestibulum dan bagian dalam disebut
vagina. Kedua bagian itu dibatasi oleh orifisium uretra eksternum (Staf
Pengajar Embriologi, 2010).
Vulva merupakan alat kelamin betina
bagian luar termasuk klitoris dan
vestibulum. Bagian ini memiliki syaraf perasa, yang memegang peranan
penting pada waktu kopulasi (Salisbury, 1985).
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1
Alat dan Bahan
a) Secara makroskopis
1. Bak aluminium
2. Pinset dan scalpel
3. Air
4. Preparat alat kelamin betina
b) Secara mikroskopis
1. Mikroskop
2. Preparat awetan Ovarium,Oviduct dan
Uterus.
3.2
Cara kerja
a) Secara makroskopis
1. Preparat alat kelamin yang akan
diperiksa di keluarkan dari dalam toples yang beformalin.Kemudian dibersihkan
dengan air mengalir agar baunya tidak menyengat.
2. Preparat alat kelamin betina di
letakkan di bak aluminium.
3. Kemudian,amati bagian-bagian alat
kelamin betina tersebut.
b) Secara mikroskopis
1. Amati dengan menggunakan mikroskop
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
Gambar Makroskopis
Sapi
Kambing
a. Sel
Ovarium
b. Sel Oviduct
c. Sel Uterus
BAB V
PEMBAHASAN
1.
Alat Kelamin
Primer
a.
Ovarium
Ovarium terletak di dalam rongga pelvis.
Jumlahnya dua buah, yaitu sebelah kiri dan kanan. Ovarium kiri dan kanan
besarnya tidak sama. Pada sapi, yang kanan lebih besar karena secara fisiologis
lebih aktif. Ovarium pada hewan muda berbeda dengan ovarium pada hewan dewasa
kelamin. Pada hewan muda (belum dewasa kelamin), ovariumnya belum mempunyai sel
telur yang sudah matang atau siap dibuahi, sedangkan ovarium pada yang dewasa
disamping mempunyai sel-sel telur yang belum matang juga mengandung sel-sel
telur yang matang atau sedang mengalami proses pematangan (Staf Pengajar Embriologi FKH Unsyiah, 2010).
Ovarium berfungsi ganda , yaitu
sebagai eksokrin dan endokrin; sebagai eksokrin karena menghasilkan ovum atau
sel telur; sebagai endokrin karena menghasilkan hormon estrogen dan
progesteron. Pada bagian korteks ovarium dewasa dijumpai berbagai tingkat
perkembangan sel telur mulai dari oogonia, folikel primer, folikel sekunder,
folikel tertier, atau folikel de Graaf dan ovum (Staf Pengajar Embriologi FKH
Unsyiah, 2010).
Ovarium sapi lebih kecil daripada
kuda dan ovarium kanan biasanya lebih besar daripada yang kiri. Berbentuk oval,
tidak mempunyai fossa ovarii. Terletak 40-45 cm dari pintu vulva sebelah luar.
Apabila ada corpus luteum, maka letaknya superficial, sehingga menonjol dan
dapat dilihat dari permukaan luar. Corpus luteum berwarna kuning coklat (Aswin,
2009).
Dalam stroma cortex banyak sekali
sel-sel folikel. Ada tiga macam folikel yaitu:
1.Folikel muda muda,
berada di pinggircortex
2.Folikel tumbuh, berada
di kedalaman cortex, menempuh tiga tahap, yaitu primer (I), sekunder (II), dan
tertier (III).
3.Folikel matang,
folikel tertier yang telah mengalami pematangan, disebut juga folikel de Graff
(Tim Pengajar Embriologi, 2013).
2. Alat Kelamin Sekunder
a. Oviduct
Oviduct atau tuba fallopii yang juga
disebut tuba uterina adalah saluran yang berpasangan dan berkonvolusi yang
menghantarkan ova dari ovarium menuju tanduk uterus, dan juga merupakan tempat
terjadinya fertilisasi oleh spermatozoa (Frandson, 1986).
Oviduct terdiri dari infundibulum
dengan fimbriaenya, ampula dan isthmus. Gerbang infundibulum disebut osteum tubae abdominale. Ujung
anteriornya berbentuk corong disebut infundibulum
tubae yang mengandung fimbrae. Fimbrae adalah jaringan erektil dan mengandung
pembuluh-pembuluh darah yang melingkarinya. Sifatnya yang erektil membuat
fimbriae aktif membantu masuknya sel telur yang diovulasikan masuk ke dalam
oviduct, yaitu dengan cara memperluas permukaannya, bahkan fimbrae dapat
mengambil sel telur yang dilontarkan dari ovarium sebelahnya. Ampula meliputi
kira-kira setengah dari oviduct. Ujung ampula berhubungan dengan isthmus,
sedangkan isthmus berhubungan dengan uterus melalui osteum tubae uterine (Staf
Pengajar Embriologi FKH Unsyiah, 2010).
Tuba fallopii sapi betina merupakan
satu pasang saluran yang berkelok-kelok dan berjalan dari ovarium ke bagian
sempit cornua uteri. Panjangnya rata-rata 12,4 cm pada anak sapi, 20,4 cm pada
sapi dara, dan 24,5 cm pada sapi tua. Kisaran panjang dari tuba fallopii yaitu
20-35 cm. Tuba fallopii memiliki garis tengah terkecil kira-kira mulai dari
bagian pertengahan pembuluh sampai titik terdekat persambungan dengan cornua
uteri (Nuryadi, 2010).
Lumen oviduct berisi cairan yang
dihasilkan oleh sel-sel epitel silindris bersilia mukosanya. Cairan ini
berperan member lingkungan yang sesuai untuk proses pembuahan dan perkembangan
dari zigot. Oviduct berfungsi sebagai tempat penampungan dan penyaluran sel
telur masuk ke dalam uterus, juga berfungsi sebagai tempat pembuahan, tempat
kapasitasi spermatozoa dan pembelahan awal dari zigot (Staf Pengajar Embriologi
FKH Unsyiah, 2010).
Dinding Oviduct terdiri atas tiga
lapisan:
1. Tunika
mukosa: berlipat-lipat dan bercabang-cabang membentuk lumen
2. Tunika
muskularis: melingkar atau spiral
3. Tunika
serosa (Tim Pengajar Embriologi, 2013).
b. Uterus
Uterus terdiri dari tiga bagian, yaitu:
1.
Koruna (tanduk)
2.
Serviks (leher)
3.
Korpus (badan).
Berdasarkan bentuknya uterus dibagi
menjadi:
a.
Uterus simplek, yaitu mempunyai satu
uterus, satu serviks, tidak ada koruna. Terdapat pada primata.
b.
Uterus duplek, yaitu mempunyai dua
uterus yang terpisah dan masing-masing mempunyai satu serviks, tidak ada
korpus. Terdapat pada rodensia.
c.
Uterus bipartitus, yaitu mempunyai satu
serviks, dua koruna yang panjang yang bersatu di daerah isthmus dekat serviks.
Terdapat pada karnivora dan babi.
d.
Uterus bikornus, yaitu mempunyai dua
koruna kiri dan kanan yang bersatu agak jauh dari serviks, serviks hanya satu.
Terdapat pada ruminansia, kuda dan tapir.
Uterus berfungsi sebagai tempat
dibesarkannya embrio selama kehidupan prenatal. Pada kodok, uterus merupakan
tempat pematangan sel telur.
Dinding uterus terdiri dari tiga
lapis:
a. Endometrium,
adalah lapis epitel silindris selapis, jaringan ikat longgar serta kelenjar.
Pada ruminansia, endometrium mempunyai tonjolan-tonjolan yang disebut
korunkula, pada keadaan bunting diameter korunkulanya membesar. Korunkula tidak
mengandung kelenjar. Jumlah korunkula bervariasi antara 70-120 buah.
b. Miometrium,
adalah lapis otot polos yang tersusun secara sirkuler dan longitudinal. Di
antara serabut-serabut otot banyak terdapat pembuluh darah.
c. Perimetrium,
adalah lapis jaringan ikat serosa.
Serviks uteri terletak di antara
uterus dan vagina, berfungsi sebagai penutup atau pengunci pintu pada waktu
kebuntingan, tetapi dapat terbuka pada waktu kelahiran atau pada waktu estrus.
Fungsi sebagai pengunci terlaksana karena serviks mengandung otot spinter yang
terletak antara korpus uteri dengan vagina serta adanya lendir penutup (mucous
plug) yang mengental yang dihasilkan oleh kelenjar uterus.
Korpus uteri berfungsi sebagai
tempat:
a. Transpor
spermatozoa ke oviduct
b. Memberi
makan blastosis
c. Pembentukan
plasenta
d. Kelahiran
anak
(Staf
Pengajar Embriologi FKH Unsyiah, 2010).
Uterus sapi terdapat sebagian besar
di ruang abdomen, corpus uterinya sangat pendek (3-4 cm), tetapi mempunyai
cornua uteri yang panjang (30-40 cm). tidak seperti pada kuda ekstremitas
abdoninalis dari cornua uteri sapi berbentuk corong dan berhubungan dengan tuba
uterine (Aswin, 2009).
c. Vagina
Vagina merupakan saluran yang
terdiri dari dua bagian yaitu bagian luar disebut vestibulum dan bagian dalam
disebut vagina. Kedua bagian itu dibatasi oleh orifisium uretra eksternum.
Vagina berfungsi sebagai tempat penumpahan semen ketika kopulasi dan sebagai
jalan keluar foetus dan plasenta ketika kelahiran (Staf Pengajar Embriologi FKH
Unsyiah, 2010).
Vagina merupakan perpanjangan dari
serviks sampai ketempat sambungan uretra dengan saluran alat kelamin adalah
bagian yang berdinding tipis. Vagina merupakan bagian dari organ reproduksi
merupakan organ kopulasi pertemuan antara organ reprouksi jantan dan betina.
Sel epitel berada dinding vagina yang berada dekat serviks terdiri dari lapisan
jajaran sel-sel penghasil lender dan sel epitel tipis (Partohardjo, 1980).
Vagina berfungsi sebagai:
a.
Sebagai tempat penumpahan semen ketika
kopulasi
b.
Jalan keluar foetus dan plasenta ketika
kelahiran.
d. Vulva
Vulva (pupendum feminium) adalah
bagian eksternal dari genitalis betina yang terentang dari vagina sampai bagian
yang paling luar. Pertautan antara vagina dan vulva ditandai oleh orifis
uretral eksternal dan sering juga oleh suatu pematang, pada posisi cranial
terhadap orifis uretral eksternal, yaitu hymen vestigial. Seringkali hymen
tersebut demikian rapat hingga mempengaruhi kopulasi (Frandson, 1986).
Vulva merupakan alat kelamin betina
luar temasuk clitoris dan vestibulum. Bagian ini memiliki syaraf perasa, yang
memegang peranan penting pada waktu kopulasi (Salisbury, 1985).
Alat kelamin luar atau sekunder
lainnya dari betina adalah klitoris, labia mayor dan labia minor beserta
kelenjar-kelenjarnya yang menyalurkan sekrsinya ke dalam vestibulum. Labium
mayor merupakan lipatan kulit yang mengandung lemak, serabut elastic dan
sedikit otot polos. Permukaan luarnya berambut. Labium minor lebih kecil dari
labium mayor, pada hewan laboratorium tidak jelas atau hamper tidak ada.
Klitoris homolog dengan penis pada jantan, jadi merupakan sisa pertumbuhan alat
kelamin jantan pada betina. Clitoris mengandung jaringan erektil, epitel pipih
banyak lapis, banyak saraf sensoris.
BAB VI
KESIMPULAN
1. Alat
reproduksi pada beti terbagi atas alat kelamin primer (ovarium), dan alat
kelamin sekunder (oviduct, uterus, vagina, vulva).
2. Ovarium
berfungsi ganda , yaitu sebagai eksokrin dan endokrin; sebagai eksokrin karena
menghasilkan ovum atau sel telur; sebagai endokrin karena menghasilkan hormon
estrogen dan progesteron.
3. Oviduct
berfungsi sebagai tempat penampungan dan penyaluran sel telur masuk ke dalam
uterus, juga berfungsi sebagai tempat pembuahan, tempat kapasitasi spermatozoa
dan pembelahan awal dari zigot.
4. Uterus
berfungsi sebagai tempat dibesarkannya embrio selama kehidupan prenatal. Pada
kodok, uterus merupakan tempat pematangan sel telur.
5.
Vagina
berfungsi sebagai tempat penumpahan semen ketika kopulasi dan jalan keluar
foetus dan plasenta ketika kelahiran.
DAFTAR
PUSTAKA
Aswin.
2009. Anatomi Perkembangan Sistem
Uropoetika. http://nemalz08veterinerblog.
blogspot.com/2009/06/i.html. Diakses 13 Maret 2013. Pukul 20.00 WIB.
blogspot.com/2009/06/i.html. Diakses 13 Maret 2013. Pukul 20.00 WIB.
Frandson.
1986. Anatomi dan Fisiologi Ternak.
Yogyakarta: UGM Press.
Nuryadi.
2010. Serviks dan Klitoris. http://nongue.gsnu.ac.kr/~cspark/teaching/chap3.html. Diakses 13 Maret 2013.
Pukul 19.00 WIB.
Partohardjo,
S. 1980. Ilmu Reproduksi Ternak.
Jakarta: Produksi Mutiara.
Salibusry.
1985. Fisiologi Reproduksi dan Inseminasi
Buatan. Yogyakarta: UGM Press.
Staf
Pengajar Embriologi. 2010. Embiologi. Banda
Aceh: Fakultas Kedokteran Hewan Unsyiah.
Tim Pengajar
Embriologi. 2013. Embriologi. Banda
Aceh: Fakultas Kedokteran Hewan Unsyiah