Rabu, 17 April 2013


Laporan Praktikum Embriologi

Kelompok 4

Nama:                                                  NIM:
1.      Mardiana                                       1202101010029
2.      Diana Fitri                                     1202101010044
3.      Siti Magfirah                                 1202101010129
4.      M. Waliyul Hamdi                        1202101010016
5.      Teuku Sadiq Rossa                       1202101010088
6.      Taufik Hidayat                              1202101010162
7.      Rifqi Azmi Arlem                         1202101010155
8. Arini Ulfa Khaira                           1202101010157






BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

           Tubuh manusia terdiri dari berbagai sistem organ, salah satunya adalah sistem reproduksi. Sistem reproduksi mempunyai arti penting bagi makhluk hidup untuk meneruskan spesiesnya. Sistem reproduksi yang dibahas pada praktikum ini adalah sistem reproduksi pada hewan betina.
            Praktikum kali ini menggunakan preparat sapi dan kambing yang menampilkan bagian-bagian dari alat kelamin betina secara makroskopis dan mikroskopis. Alat kelamin betina terdiri dari ovarium dan saluran-salurannya (oviduk/tuba fallopii, uterus, vagina, vulva). Fungsi utama dari alat kelamin betina adalah menghasilkan sel telur atau sel ovum.

Tujuan Praktikum
            Mahasiswa mampu mempelajari struktur yang menyusun alat reproduksi betina dan untuk mengidentifikasi bentuk dan susunan alat kelamin betina secara makroskopis dan mikroskopis.






BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

          Gonad atau ovarium merupakan bagian alat kelamin yang utama, ovarium menghasilkan telur, oleh karena itu dalam bahasa Indonesia seringkali disebut induk telur, indung telur atau ada pula yang menyebutnya pengarang telur. Perkembangan ovarium pada masa reproduksi diatur oleh hormon-hormon yang berasal dari kelenjar hipofisa yang terdapat di dasar otak dalam kepala. Bentuk ovarium berbeda menurut spesies hewan (Frandson, 1986).
          Oviduct atau tuba fallopii yang juga disebut tuba uterine adalah saluran yang berpasangan dan berkonvolusi yang menghantarkan ova dari ovarium menuju tanduk uterus, dan juga merupakan tempat terjadinya fertilisasi oleh spermatozoa (Frandson, 1986). Oviduct berfungsi sebagai tempat penampungan dan penyaluran sel telur masuk ke dalam uterus, juga berfungsi sebagai tempat pembuahan, tempat kapasitasi spermatozoa dan pembelahan awal dari zigot (Staf Pengajar Embriologi FKH Unsyiah, 2010).
          Uterus terdiri dari tiga bagian, yaitu dua buah tanduk (koruna uteri), satu buah tubuh (korpusa uteri), dan satu buah leher rahim (servix uteri) (Staf Pengajar Embriologi FKH Unsyiah, 2010).
          Serviks merupakan bagian dari alat reproduksi yang berdinding tebal dengan panjang 5-10 cm dari tempat sambungan dengan uterus ke arah belakang yang berkesinambungan dengan vagina yang berdinding tipis (Salisbury, 1985).
          Vagina merupakan saluran yang terdiri dari dua bagian yaitu bagian luar disebut vestibulum dan bagian dalam disebut vagina. Kedua bagian itu dibatasi oleh orifisium uretra eksternum (Staf Pengajar Embriologi, 2010).
          Vulva merupakan alat kelamin betina bagian luar termasuk klitoris dan  vestibulum. Bagian ini memiliki syaraf perasa, yang memegang peranan penting pada waktu kopulasi (Salisbury, 1985).

BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan
            a) Secara makroskopis
1.      Bak aluminium
2.      Pinset dan scalpel
3.      Air
4.      Preparat alat kelamin betina

b) Secara mikroskopis
1.      Mikroskop
2.      Preparat awetan Ovarium,Oviduct dan Uterus.

3.2 Cara kerja
a) Secara makroskopis
1.      Preparat alat kelamin yang akan diperiksa di keluarkan dari dalam toples yang beformalin.Kemudian dibersihkan dengan air mengalir agar baunya tidak menyengat.
2.      Preparat alat kelamin betina di letakkan di bak aluminium.
3.      Kemudian,amati bagian-bagian alat kelamin betina tersebut.
b) Secara mikroskopis
1.      Amati dengan menggunakan mikroskop


BAB IV
HASIL PENGAMATAN

Gambar Makroskopis

                                  Sapi                                                                     Kambing
      
                                                                                                                                         
Gambar Mikroskopis
a.      Sel  Ovarium                                                                                                

b.      Sel Oviduct


c.       Sel Uterus

BAB V
PEMBAHASAN

1.      Alat Kelamin Primer

a.       Ovarium

            Ovarium terletak di dalam rongga pelvis. Jumlahnya dua buah, yaitu sebelah kiri dan kanan. Ovarium kiri dan kanan besarnya tidak sama. Pada sapi, yang kanan lebih besar karena secara fisiologis lebih aktif. Ovarium pada hewan muda berbeda dengan ovarium pada hewan dewasa kelamin. Pada hewan muda (belum dewasa kelamin), ovariumnya belum mempunyai sel telur yang sudah matang atau siap dibuahi, sedangkan ovarium pada yang dewasa disamping mempunyai sel-sel telur yang belum matang juga mengandung sel-sel telur yang matang atau sedang mengalami proses pematangan  (Staf Pengajar Embriologi FKH Unsyiah, 2010).
            Ovarium berfungsi ganda , yaitu sebagai eksokrin dan endokrin; sebagai eksokrin karena menghasilkan ovum atau sel telur; sebagai endokrin karena menghasilkan hormon estrogen dan progesteron. Pada bagian korteks ovarium dewasa dijumpai berbagai tingkat perkembangan sel telur mulai dari oogonia, folikel primer, folikel sekunder, folikel tertier, atau folikel de Graaf dan ovum (Staf Pengajar Embriologi FKH Unsyiah, 2010).
            Ovarium sapi lebih kecil daripada kuda dan ovarium kanan biasanya lebih besar daripada yang kiri. Berbentuk oval, tidak mempunyai fossa ovarii. Terletak 40-45 cm dari pintu vulva sebelah luar. Apabila ada corpus luteum, maka letaknya superficial, sehingga menonjol dan dapat dilihat dari permukaan luar. Corpus luteum berwarna kuning coklat (Aswin, 2009).
            Dalam stroma cortex banyak sekali sel-sel folikel. Ada tiga macam folikel yaitu:
1.Folikel muda muda, berada di pinggircortex
2.Folikel tumbuh, berada di kedalaman cortex, menempuh tiga tahap, yaitu primer (I), sekunder (II), dan tertier (III).
3.Folikel matang, folikel tertier yang telah mengalami pematangan, disebut juga folikel de Graff (Tim Pengajar Embriologi, 2013).

2.      Alat Kelamin Sekunder
a.      Oviduct
            Oviduct atau tuba fallopii yang juga disebut tuba uterina adalah saluran yang berpasangan dan berkonvolusi yang menghantarkan ova dari ovarium menuju tanduk uterus, dan juga merupakan tempat terjadinya fertilisasi oleh spermatozoa (Frandson, 1986).
            Oviduct terdiri dari infundibulum dengan fimbriaenya, ampula dan isthmus. Gerbang infundibulum disebut osteum tubae abdominale. Ujung anteriornya berbentuk corong disebut infundibulum tubae yang mengandung fimbrae. Fimbrae adalah jaringan erektil dan mengandung pembuluh-pembuluh darah yang melingkarinya. Sifatnya yang erektil membuat fimbriae aktif membantu masuknya sel telur yang diovulasikan masuk ke dalam oviduct, yaitu dengan cara memperluas permukaannya, bahkan fimbrae dapat mengambil sel telur yang dilontarkan dari ovarium sebelahnya. Ampula meliputi kira-kira setengah dari oviduct. Ujung ampula berhubungan dengan isthmus, sedangkan isthmus berhubungan dengan uterus melalui osteum tubae uterine (Staf Pengajar Embriologi FKH Unsyiah, 2010).
            Tuba fallopii sapi betina merupakan satu pasang saluran yang berkelok-kelok dan berjalan dari ovarium ke bagian sempit cornua uteri. Panjangnya rata-rata 12,4 cm pada anak sapi, 20,4 cm pada sapi dara, dan 24,5 cm pada sapi tua. Kisaran panjang dari tuba fallopii yaitu 20-35 cm. Tuba fallopii memiliki garis tengah terkecil kira-kira mulai dari bagian pertengahan pembuluh sampai titik terdekat persambungan dengan cornua uteri (Nuryadi, 2010).
            Lumen oviduct berisi cairan yang dihasilkan oleh sel-sel epitel silindris bersilia mukosanya. Cairan ini berperan member lingkungan yang sesuai untuk proses pembuahan dan perkembangan dari zigot. Oviduct berfungsi sebagai tempat penampungan dan penyaluran sel telur masuk ke dalam uterus, juga berfungsi sebagai tempat pembuahan, tempat kapasitasi spermatozoa dan pembelahan awal dari zigot (Staf Pengajar Embriologi FKH Unsyiah, 2010).  
            Dinding Oviduct terdiri atas tiga lapisan:
1.      Tunika mukosa: berlipat-lipat dan bercabang-cabang membentuk lumen
2.      Tunika muskularis: melingkar atau spiral
3.      Tunika serosa (Tim Pengajar Embriologi, 2013).
b.      Uterus
      Uterus terdiri dari tiga bagian, yaitu:
1.      Koruna (tanduk)
2.      Serviks (leher)
3.      Korpus (badan).
      Berdasarkan bentuknya uterus dibagi menjadi:
a.       Uterus simplek, yaitu mempunyai satu uterus, satu serviks, tidak ada koruna. Terdapat pada primata.
b.      Uterus duplek, yaitu mempunyai dua uterus yang terpisah dan masing-masing mempunyai satu serviks, tidak ada korpus. Terdapat pada rodensia.
c.       Uterus bipartitus, yaitu mempunyai satu serviks, dua koruna yang panjang yang bersatu di daerah isthmus dekat serviks. Terdapat pada karnivora dan babi.
d.      Uterus bikornus, yaitu mempunyai dua koruna kiri dan kanan yang bersatu agak jauh dari serviks, serviks hanya satu. Terdapat pada ruminansia, kuda dan tapir.
            Uterus berfungsi sebagai tempat dibesarkannya embrio selama kehidupan prenatal. Pada kodok, uterus merupakan tempat pematangan sel telur.
            Dinding uterus terdiri dari tiga lapis:
a.      Endometrium, adalah lapis epitel silindris selapis, jaringan ikat longgar serta kelenjar. Pada ruminansia, endometrium mempunyai tonjolan-tonjolan yang disebut korunkula, pada keadaan bunting diameter korunkulanya membesar. Korunkula tidak mengandung kelenjar. Jumlah korunkula bervariasi antara 70-120 buah.
b.      Miometrium, adalah lapis otot polos yang tersusun secara sirkuler dan longitudinal. Di antara serabut-serabut otot banyak terdapat pembuluh darah.
c.      Perimetrium, adalah lapis jaringan ikat serosa.
            Serviks uteri terletak di antara uterus dan vagina, berfungsi sebagai penutup atau pengunci pintu pada waktu kebuntingan, tetapi dapat terbuka pada waktu kelahiran atau pada waktu estrus. Fungsi sebagai pengunci terlaksana karena serviks mengandung otot spinter yang terletak antara korpus uteri dengan vagina serta adanya lendir penutup (mucous plug) yang mengental yang dihasilkan oleh kelenjar uterus.
            Korpus uteri berfungsi sebagai tempat:
a.      Transpor spermatozoa ke oviduct
b.      Memberi makan blastosis
c.      Pembentukan plasenta
d.     Kelahiran anak
(Staf Pengajar Embriologi FKH Unsyiah, 2010). 
            Uterus sapi terdapat sebagian besar di ruang abdomen, corpus uterinya sangat pendek (3-4 cm), tetapi mempunyai cornua uteri yang panjang (30-40 cm). tidak seperti pada kuda ekstremitas abdoninalis dari cornua uteri sapi berbentuk corong dan berhubungan dengan tuba uterine (Aswin, 2009).



c.       Vagina
            Vagina merupakan saluran yang terdiri dari dua bagian yaitu bagian luar disebut vestibulum dan bagian dalam disebut vagina. Kedua bagian itu dibatasi oleh orifisium uretra eksternum. Vagina berfungsi sebagai tempat penumpahan semen ketika kopulasi dan sebagai jalan keluar foetus dan plasenta ketika kelahiran (Staf Pengajar Embriologi FKH Unsyiah, 2010). 
            Vagina merupakan perpanjangan dari serviks sampai ketempat sambungan uretra dengan saluran alat kelamin adalah bagian yang berdinding tipis. Vagina merupakan bagian dari organ reproduksi merupakan organ kopulasi pertemuan antara organ reprouksi jantan dan betina. Sel epitel berada dinding vagina yang berada dekat serviks terdiri dari lapisan jajaran sel-sel penghasil lender dan sel epitel tipis (Partohardjo, 1980).
              Vagina berfungsi sebagai:
a.       Sebagai tempat penumpahan semen ketika kopulasi
b.      Jalan keluar foetus dan plasenta ketika kelahiran.

d.      Vulva
            Vulva (pupendum feminium) adalah bagian eksternal dari genitalis betina yang terentang dari vagina sampai bagian yang paling luar. Pertautan antara vagina dan vulva ditandai oleh orifis uretral eksternal dan sering juga oleh suatu pematang, pada posisi cranial terhadap orifis uretral eksternal, yaitu hymen vestigial. Seringkali hymen tersebut demikian rapat hingga mempengaruhi kopulasi (Frandson, 1986).
            Vulva merupakan alat kelamin betina luar temasuk clitoris dan vestibulum. Bagian ini memiliki syaraf perasa, yang memegang peranan penting pada waktu kopulasi (Salisbury, 1985).
            Alat kelamin luar atau sekunder lainnya dari betina adalah klitoris, labia mayor dan labia minor beserta kelenjar-kelenjarnya yang menyalurkan sekrsinya ke dalam vestibulum. Labium mayor merupakan lipatan kulit yang mengandung lemak, serabut elastic dan sedikit otot polos. Permukaan luarnya berambut. Labium minor lebih kecil dari labium mayor, pada hewan laboratorium tidak jelas atau hamper tidak ada. Klitoris homolog dengan penis pada jantan, jadi merupakan sisa pertumbuhan alat kelamin jantan pada betina. Clitoris mengandung jaringan erektil, epitel pipih banyak lapis, banyak saraf sensoris.

BAB VI
KESIMPULAN

1.      Alat reproduksi pada beti terbagi atas alat kelamin primer (ovarium), dan alat kelamin sekunder (oviduct, uterus, vagina, vulva).
2.      Ovarium berfungsi ganda , yaitu sebagai eksokrin dan endokrin; sebagai eksokrin karena menghasilkan ovum atau sel telur; sebagai endokrin karena menghasilkan hormon estrogen dan progesteron.
3.      Oviduct berfungsi sebagai tempat penampungan dan penyaluran sel telur masuk ke dalam uterus, juga berfungsi sebagai tempat pembuahan, tempat kapasitasi spermatozoa dan pembelahan awal dari zigot.
4.      Uterus berfungsi sebagai tempat dibesarkannya embrio selama kehidupan prenatal. Pada kodok, uterus merupakan tempat pematangan sel telur.
5.      Vagina berfungsi sebagai tempat penumpahan semen ketika kopulasi dan jalan keluar foetus dan plasenta ketika kelahiran.
DAFTAR PUSTAKA
Aswin. 2009. Anatomi Perkembangan Sistem Uropoetika. http://nemalz08veterinerblog.
          blogspot.com/2009/06/i.html. Diakses 13 Maret 2013
. Pukul 20.00 WIB.
Frandson. 1986. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Yogyakarta: UGM Press.
Partohardjo, S. 1980. Ilmu Reproduksi Ternak. Jakarta: Produksi Mutiara.
Salibusry. 1985. Fisiologi Reproduksi dan Inseminasi Buatan. Yogyakarta: UGM Press.
Staf Pengajar Embriologi. 2010. Embiologi. Banda Aceh: Fakultas Kedokteran Hewan Unsyiah.
Tim Pengajar Embriologi. 2013. Embriologi. Banda Aceh: Fakultas Kedokteran Hewan Unsyiah