PENGUKURAN DAN
PENENTUAN UMUR
FOETUS
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Foetus (janin) berkembang setelah fase embrio dan sebelum kelahiran. Foetus dapat diartikan "bibit muda, kandungan".
Foetus kambing berada pada salah satu kornua, sedangkan kornua yang lain tetap
kecil. Terdapat dua cara untuk mengukur panjang foetus, yaitu :
a.
Curved Crown Rump
Pengukuran dengan cara mengukur
panjang tubuh foetus dimulai dari pangkal ekor berbentuk garis curva forehead.
Cara ini tidak lazim dipakai.
b.
Straight Crown Rump
Pengukuran dengan cara mengukur
panjang tubuh foetus mulai dari pangkal ekor berbentuk garis lurus sampai
forehead. Cara inil yang sering digunakan.
2.
Tujuan
Tujuan dari praktikum ini yaitu agar
mahasiswa dapat mengetahui panjang dan berat foetus pada masa kandungan.
3.
Manfaat
Mahasiswa mengetahui rasio ukuran
foetus dan berat foetus berdasarkan usia kebuntingan.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
Pertumbuhan prenatalis pada kambing dimulai sejak terjadinya
konsepsi yakni saat pertemuan sel telur betina dengan sel jantan, bersatunya
sel jantan dan sel telur tadi mengasilkan calon individu baru di dalam
kandungan yang disebut embrio atau foetus. Pada awal kebuntingan pertumbuhan
foetus berjalan sangat lambat, sedangkan pada akhir kebuntingan pertumbuhan
berlangsung sangat cepat. Foetus, hampir 2/3 bagian bagian pertumbuhan hanya
berlangsung 1/3 dari dari seluruh waktu yang digunakan dalam kandungan (Sudarmono dan Sugeng, 2008).
Periode kebuntingan dapat di bagi secara kasar dalam
tiga bahagian, berdasarkan ukuran individu dan pekembangan jarigan dan
organnya. Ketiga periode itu adalah ovum, embrio dan foetus. Periode ovum atau
blastula berlangsung 10 – 12 hari, selak waktu pembuahan yang biasanya terjadi
beberapa jam sesudah ovulasi sampai pembentukan membrane zygote dalam uterus.
Periode embrio/foetus atau organogenesis berlangsung 12 – 45 hari masa
kebuntingan. (Barnes,
Waikel Villee. 1984)
Selama periode ini, organ dan system utama tubuh berbentuk
dan terjadi perubahan- perubahan dalam bentuk tubuh sehingga pada akhir periode
ini spesies embrio/foetus tersebur dapat dikenal. (Anonim. 2006)
Periode foetus dan pertumbuhan foetus berlangsung dari
hari ke-45 masa kebuntingan sampai partus. Selama periode ini terjadi
perubahan- perubahan kecil dalam diferensiasi organ, temuan, dan system
bersamaan dengan pertumbuhan dan pematangan individu antenatal. Selama periode
ini caruncel dan cotyledon berkembang dan membesar untuk mensuplai makanan bagi
foetus. Pertambahan berat foetus dari hari ke-120 sampai hari ke-270 adalah
tiga kali lebih besar dari pada pertambahan berat badan dari waktu pembuahan
sampai hari ke-120 masa kebuntingan. Pada permulaan periode foetus terbentuk
kelopak mata, osifikasi tulang dimulai, dan perubahan- perubahan cepat terjadi
pada rupa dan ukuran kaki.
(Patten, M. Bradley. 1964)
Pada masa akhir kebuntingan anak ternak yang normal
telah berkembang sedemikian rupa sehingga ia sanggup hidup di lingkungan cairan
dan saluran pencernaan serta saluran pernafasannya siap untuk mulai fungsi dan
tanggung jawabnya. Selama minggu- minggu pertamanya kehidupan di luar uterus
terjadi suatu penyesuaian fisiologik anak ternak yang memerlukan perhatian
khusus dari peternak untuk mempertahankan hidup dan pertumbuhan optimum dari
ternak yang baru lahir.
(Toelihere, R. Mozes. 1985)
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1
Alat dan Bahan
1. Baki alumunium
2.
Penggaris
3.
Pinset
4.
Foetus sapi atau kambing yang telah diawetkan
3.2
Cara Kerja
·
Foetus yang telah disediakan
dikeluarkan dari dalam stoples dan diletakkan di atas baki alumunium
·
Dilakukan
pengukuran dengan cara CC-R dan SC-R
·
Pengukuran
CC-R dilakukan dengan cara mengukur panjang saluran tubuh foetus dimulai dari
pangkal ekor berbentuk kurva sampai forehead
·
Pengukuran SC-R dilakukan dengan
cara mengukur panjang tubuh foetus mulai dari pangkal ekor berbentuk garis
lurus sampai forehead. Cara ini yang sering digunakan
·
Catat hasil pengukuran
BAB IV
HASIL DAN
PEMBAHASAN
4.1
Hasil
Dari hasil pengukuran foetus kambing
maka diperoleh hasil sebagai berikut
·
dengan cara CC-R panjang foetus yang diperoleh adalah 15,6cm
·
dengan cara SC-R panjang foetus yang diperoleh adalah 11 cm
Tabel Hasil Pengukuran
Metode
|
Umur
|
Panjang
Tubuh
(cm)
|
Panjang
|
Ratio
|
Panjang
|
Ratio
|
|||||
Kepala
|
Tubuh
|
Kepala
|
Tubuh
|
Kaki depan
|
Kaki belakang
|
Kaki depan
|
Kaki belakang
|
||||
CC-R
|
5
Bulan
|
15,6
|
6
|
9
|
2
|
3
|
6,9
|
7
|
6
|
7
|
|
SC-R
|
5
Bulan
|
11
|
3,8
|
8,8
|
3
|
8
|
4,5
|
5,5
|
4
|
5
|
|
4.2
Pembahasan
Dari hasil pengamatan didapatkan panjang foetus 15,6cm
dengan tekhnik CC-R dan 11cm dengan tekhnik SC-R. Panjang yang diperoleh ini
dapat menunjukkan berat dan umur dari foetus tersebut, sebagai berikut :
UMUR
(bulan)
|
PANJANG
(cm)
|
BERAT
(g)
|
SIFAT FETAI/PLASENTA
|
1
|
0,8-1
|
0,3-0,5
|
Pucuk
kepala dan kaki jelas, plasenta belem bertaut
|
2
|
6-8
|
10-30
|
Pucuk
teracak, skrotum kecil, plasenta terpaut
|
3
|
13-17
|
200-400
|
Rambut
pada vivir, dagu, dan kelopak mata, skrotum pada jantan
|
4
|
27-32
|
1000-2000
|
Teracak,
berkembang warna kuning, ada legok bakal tanduk
|
5
|
30-45
|
3000-4000
|
Rambut
pada alis, bibir, testes dalam skrotum, puting susu
|
6
|
40-60
|
5000-10000
|
Rambut
dibagian dalam telinga, sekeliling legok tanduk, ujung ekor, dan moncong
|
7
|
55-25
|
8000-18000
|
Rambut
pada meta tarsal, meta carpal phalanx dan punggung, rambut panjang pada ekor
|
8
|
75-85
|
15000-25000
|
Rambut
pendek, halus diseluruh tubuh
|
9
|
20-100
|
20000-50000
|
Rambut
panjang sempurna diseluruh tubuh, gigi seri normal, foetus besar
|
Semakin bertambahnya usia kehamilan, makin bertambah
pula berat foetus. Peningkatan yang drastis terjadi pada masa kehamilan 8-9
bulan. Pertumbuhan pada masa prenatal dipengaruhi oleh faktor-faktor, yaitu :
hereditas, ukuran, induk, nutrisi, lama kebuntingan, dan jumlah anak per
“litter.”
Posisi foetus dalam kornua uteri juga dipengaruhi oleh
komposisi antar sesama litter, perkembangan embrio dan endometrium sebelum
implantasi, ukuran plasenta, dan suhu udara luar. Ukuran foetus secara genetik
dipengaruhi oleh komponen gen itu sendiri, komponen gen induk, dan komposisi
intra uteri dengan foetus lain. Kontribusi genetik material dalam variabilitas
ukuran foetus jauh lebih besar daripada kontribusi prenatal. Pada kenyataannya
telah diperkirakan bahwa 50%-75% variabilitasnya dalam berat lahir ditentukan
oleh faktor-faktor maternal.
Photo:
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
·
foetus yang digunakan dalam praktikum, jika dilihat dari panjangnya
(disesuaikan dengan tabel), maka
foetus sapi tersebut berumur 3 bulan dan beratnya 200 - 400 kg
·
kontribusi maternal dalam variabilitas ukuran foetus jauh lebih besar
daripada kontribusi paternal
·
posisi foetus dalam cornua uteri dipengaruhi oleh komposisi antara
sesama litter, perkembangan embrio dan endometrium sebelum implantasi, ukuran
plasenta, dan suhu udara luar.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim. 2006. http://www.pjms.com.pk/issues/octdec06/pdf/fetal_biometry.pdf. Fetal Biometry. Di unduh pada 10 Mei 2012.
Anonim . 2009. Reproduksi Hewan. Http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-tugas-makalah/biologi-umum/reproduksi-ambriologi-hewan.
diakses tanggal 05 Mei 2012 jam 8.51 WIB
Barnes, Waikel Villee. 1984. Zoologi
Umum Edisi Keenam Jilid I. Erlangga :Jakarta.
Blakely, James and David H. Bade.
1991. Ilmu Peternakan. Edisi ke-4. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Gunawan,
Kosasih. 1981. Embriologi Kedokteran
Terjemahan dari Text Book of Medical Embriology. EGC: Jakarta.
Patten, M. Bradley. 1964. foundation of Embriology. Mc. Graw –
Hill Book Company : New York.
Sudarmono, A.S dan Sugeng, Y.B. 2008. Sapi Potong. Penebar Swadaya: Jakarta.
Toelihere, R. Mozes. 1985. Ilmu kebidanan pada Ternak sapid an Kerbau.
Universitas Indonesia : Jakarta.
Wiknjosastro H, Saifudin AB,
Rachimhadhi T, 1999. Ilmu Kandungan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. Jakarta.
Y,
Sudarmono. 2008. Sapi Potong. Penebar Swadaya Wisma Hijau: Bogor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar